Jumat, 20 Oktober 2023

Proses Oksidasi dalam pembuatan baja

 Proses oksidasi menghilangkan pengotor seperti silikon, mangan dan karbon. sebagai oksida yang akan membentuk gas ataupun terak padat. Lapisan tahan panas konverter juga memainkan peran dalam lapisan tanah liat yang konversinya menggunakan dalam asam Bessemer, dimana ada rendah fosfor dalam bahan baku.


Dolomit digunakan ketika kandungan fosfor tinggi di dasar Bessemer (kapur atau magnesit pelapis juga kadang-kadang digunakan sebagai pengganti dolomit) Dalam rangka memberikan baja sifat yang diinginkan, zat lainnya dapat ditambahkan ke baja cair saat konversi selesai adalah spiegeleisen (karbon-mangan paduan besi).


Proses Bessemer diinginkan baja bersifat asam sehingga batu tahan apinya harus bersifat asam (Misal: kwarsa atau aksid asam SiO2). Proses Bessemer juga disebut proses asam karena muatannya bersifat asam serta batu tahan apinya juga bersifat asam. Apabila digunakan muatan yang bersifat basa lapisan batu itu akan rusak akibat reaksi penggaraman.


Besi mentah cair yang digunakan dalam proses Bessemer harus mempunyai kadar unsur Si <= 2%; Mn <= 1,5%; kadar unsur P dan S sekecil mungkin. Ketika udara panas dihembuskan lewat besi mentah cair, unsur-unsur Fe, Si dan Mn terbakar menjadi oksidasinya. 


Gambar Reaktor oksigen, pada proses Bessemer (Sumber : www.google.com)


Sebagian oksida besi yang terbentuk pada reaksi di atas akan berubah menjadi terak dan sebagian lagi akan bereaksi dengan Si dan Mn.


Reaksi-reaksi di atas diikuti dengan kenaikan temperatur dari 1250˚C ke 1650˚C. Dari reaksi di atas akan terbentuk terak asam kira-kira 40 – 50% SiO2. Periode ini disebut periode pembentukan terak (The slag forming period). Periode ini disebut juga periode “Silicon blow”. Periode ini berlangsung sekitar 4 – 5 menit yang ditandai adanya bunga api dan ledakan keluar dari mulut Konvertor.


Pada periode ke dua yang disebut “The brilliant flame blow” atau “Carbon blow” dimulai setelah Si dan Mn hampir semuanya terbakar dan keluar dari besi mentah cair. Reaksi itu diikuti dengan penurunan temperatur + 50 – 80% dan berlangsung +8 – 12 menit. CO akan keluar dari mulut Konvertor dimana CO ini akan teroksider oleh udara luar dengan ditandai dengan timbulnya nyala api bersinar panjang di atas Konvertor.


Periode ketiga disebut “Reddisk Smoke period” yang merupakan periode brilliant flame terakhir. Periode ini ditandai adanya Reddish smoke (nyala api ke merah-merahan) keluar mulut Konvertor. Hal ini menunjukkan bahwa unsur campuran yang terdapat dalam besi mentah telah keluar dan tinggal oksida besi FeO. Periode ini berlangsung + 1 – 2 menit. Kemudian Konvertor diputar sehingga posisinya menuju posisi horizontal, lalu ditambahkan oksider (ferromanganesh, ferrosilicon atau Al) untuk mengikat O2 dan memadunya dengan baja yang dihasilkan. Baja Bessemer yang dihasilkan dengan proses di atas mengandung sangat sedikit unsur karbon.


Untuk baja Bessemer, kadar unsur C dapat dinaikkan dengan cara :

  1. Mengurangi udara penghembus terutama pada periode ke dua.
  2. Menambah C pada periode ke tiga hampir berakhir yaitu dengan menambahkan besi mentah.
  3. Berat logam pada proses Bessemer ini akan berkurang + 8 – 12% 


Ketika baja yang diperlukan sudah terbentuk, itu dicurahkan ke dalam ladle dan kemudian ditransfer ke dalam cetakan dan terak ringan yang tertinggal. Proses konversi yang disebut “pukulan” dilakukan dalam waktu sekitar dua puluh menit. Selama periode ini kemajuan oksidasi kotoran dapat dilihat atau dinilai oleh penampilan dari api yang keluar dari mulut konverter.


Gambar Foundry ladle (Sumber : www.google.com)


Penggunaan metode modern fotolistrik pencatatan karakteristik nyala api telah sangat membantu blower dalam pengendalian kualitas akhir produk. Setelah pukulan, logam cair recarburizer ke titik yang dikehendaki dan bahan paduan lainnya ditambahkan, tergantung pada produk yang diinginkan.


Proses pembuatan baja dapat diartikan sebagai proses yang bertujuan mengurangi kadar unsur C, Si, Mn, P dan S dari besi mentah dengan proses oksidasi peleburan. Konventer untuk proses “oksidasi berkapasitas antara 50-400 ton”. Besi kasar dari tanur yang dituangkan ke dalam konventer disemburkan oksigen dari atas melalui pipa sembur yang bertekanan kira-kira 12 atm. Reaksi yang terjadi: O2 + C → CO2


Penyemburan Oksigen berlangsung antara 10-20 menit. Penambahan waktu penyemburan akan mengakibatkan terbakarnya C, P, Mn dan Si.


Konvertor dibuat dari plat baja dengan sambungan las atau paku keling. Bagian dalamnya dibuat dari batu tahan api. Konvertor disangga dengan alat penyangga yang dilengkapi dengan trunnion untuk mengatur posisi horizontal atau vertikal Konvertor.


Pada bagian bawah konvertor terdapat lubang-lubang angin (tuyer) sebagai saluran udara penghembus (air blast). Batu tahan api yang digunakan untuk lapisan bagian dalam Konvertor dapat bersifat asam atau basa tergantung dari sifat baja yang diinginkan.


Gambar Konvertor (Sumber : www.google.com)


Keuntungan dari proses oksidasi adalah sebagai berikut :

  1. Waktu proses relatif pendek.
  2. Hasilnya mengandung fosfor (P) dan belerang (S) yang rendah.
  3. Hasil yang diproduksi relatif lebih banyak dalam tempo yang sama dibanding proses lainnya.
  4. Biaya produksi baja tiap ton lebih murah.


Daftar Pustaka

Ferdiansyah, Ervan. (2013). Ilmu Bahan Teknik. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan


Minggu, 08 Oktober 2023

Pengenalan Singkat Mengenai Visual Basic

Pengenalan

Visual Basic merupakan salah satu bahasa pemograman visual yang memiliki struktur pemograman keputusan (if, then, else), struktur pengulangan (for..next, do..loop), dls. Visual Basic juga merupakan bahasa pemograman berorientasi objek, yang memberikan kebebasan bagi user untuk memanipulasi setiap objek yang tampak/dibuat.

Visual Basic tidak hanya terdapat dalam bahasa pemograman tersendiri, namun sistem pemograman Visual Basic juga terintegrasi dalam Microsoft Excel, Microsoft Word, Microsoft Access, serta beberapa aplikasi Microsoft lainnya. dan Visual Basic Ing Edition (VB) juga telah banyak digunakan seperti dalam perancangan ASP (Active Server Page) dan merupakan Subnet dari bahasa pemograman Visual Basic.

Pada pemrograman visual, pengembangan aplikasi dimulai dengan pembentukkan User Interface, kemudian mengatur properti dari objek-objek yang digunakan dalam User Interface, dan baru dilakukan penulisan kode program untuk menangani kejadian-kejadian (Event). Tahap pengembangan aplikasi demikian dikenal dengan istilah pengembangan aplikasi dengan pendekatan BOTTOM UP.

Kegunaan dari Visual Basic diantaranya seperti :

1. Untuk membuat program aplikasi maupun animasi berbasis Windows.

2. Untuk membuat objek-objek add-in seperti kontrol Activex, File Help, aplikasi internet dan lain sebagainya.

3. Menguji program (debungging) dan menghasilkan program (.exe) yang bersifat Executable.


Tampilan Visual Basic Studio 2008
TAMPILAN VISUAL BASIC 2008 EXPRESS EDITION



Minggu, 01 Oktober 2023

Soal dan Jawaban UTS Bahasa Indonesia Semester 1

UTS Bahasa Indonesia

SOAL ! 

1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan ragam bahasa dan ragam bahasa yang digunakan pada bidang keilmuan teknik industri! (Bobot 20%) 

2. Jelaskan sejarah lahirnya bahasa Indonesia! (Bobot 15%) 

3. Jelaskan fungsi Bahasa Indonesia jika dihubungkan dengan penggunaannya pada bidang keilmuan teknik industri! (Bobot 15%) 

4. Sebut dan jelaskan ciri-ciri kalimat efektif serta berikan contohnya dengan menggunakan topik berikut! Contoh kalimat efektif dibuat dalam 1 paragraf terdiri dari 5 kalimat ! (Bobot 50%) 

• NIM Ganjil : Pentingnya Society 5.0 dalam di Era Industri 4.0 

• NIM Genap : Keselamatan dan Kesehatan Kerja bagi Produktivitas Perusahaan 

JAWABAN ! 

1. Ragam bahasa adalah bentuk bahasa yang bervariasi menurut konteks pemakaian. Ragam bahasa tidak berfungsi sebagai atribut tetap seorang pembicara – bahasawan yang kompeten biasanya menguasai berbagai-bagai jenis ragam bahasa dan mampu menyesuaikan ragam yang dipakai dengan situasi dan tujuan berbahasa. 

“Ragam bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda -- beda berdasarkan pada topik yang dibicarakan, hubungan pembicara, kawan bicara, orang yang dibicarakan, serta medium pembicara” (Bachman, 1990).

- Ragam bahasa berdasar waktu 
• Ragam Indonesia Lama 
• Ragam Indonesia Baru 
- Ragam bahasa berdasar media 
• Ragam Lisan 
• Ragam Tulis 
- Berdasar Situasi 
• Ragam Resmi/Formal/Ilmiah 
• Ragam Tidak Resmi/Informal/ Kasual 
• Ragam Akrab/Intim
• Ragam Konsultatif 
- Berdasar Bidang/Tema
- Berdasar Daerah

Ragam bahasa yang digunakan pada bidang keilmuan teknik industri adalah ragam bahasa lisan dan tulis. 

• Ragam bahasa lisan
1) Perlu kehadiran lawan tutur
2) Unsur gramatikal tidak lengkap
3) Terikat oleh ruang dan waktu
4) Dipengaruhi pungtuasi, jeda, ritme suara

• Ragam bahasa tulisan

1) Tidak perlu kehadiran lawan tutur
2) Unsur gramatikal lengkap
3) Tidak terikat oleh ruang dan waktu
4) Dipengaruhi tanda baca atau ejaan

2. Awal mula sejarah bahasa Indonesia yakni bahasa Indonesia lahir pada 28 Oktober 1928. Pada saat itu, para pemuda dari berbagai pelosok Nusantara berkumpul dalam suatu rapat dan berikrar: 

• Bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia, 

• Berbangsa yang satu, bangsa Indonesia, 

• Menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia. 

3. Fungsi bahasa yang utama adalah sebagai alat untuk berkomunikasi di dalam kehidupan manusia bermasyarakat. Untuk berkomunikasi sebenarnya dapat juga digunakan cara atau alat lain, misalnya, tanda-tanda, gambar, atau isyarat. Namun, bahasalah sebagai alat komunikasi yang paling sempurna. Bahasa Indonesia yang berkedudukan sebagai bahasa nasional dan sebagai bahasa negara di Indonesia (Sukharta dkk., 2015:3) mempunyai fungsi sebagai berikut. 

Penjelasan:

1) Dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia berfungsi sebagai. 

a. lambang kebanggaan nasional; 

b. lambang identitas nasional; 

c. alat pemersatu berbagai masyarakat yang berbeda-beda latar belakang sosial budaya dan bahasanya; dan 

d. alat perhubungan antar budaya dan antar daerah. 

2) Dalam kedudukannya sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia berfungsi sebagai. 

a. bahasa resmi kenegaraan; 

b. bahasa pengantar resmi di lembaga – lembaga pendidikan; 

c. bahasa resmi di dalam perhubungan pada tingkat nasional untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan serta pemerintah; dan

d. bahasa resmi di dalam pembangunan kebudayaan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan serta teknologi modern. 

4. Kalimat Efektif adalah Setiap gagasan, pikiran, atau konsep yang dimiliki seseorang pada prakteknya harus dituangkan ke dalam bentuk kalimat. Tanpa teori pun seseorang dapat membuat kalimat. 

Kalimat yang benar pertama-tama haruslah memenuhi persyaratan gramatikal.

Ciri-ciri kalimat efektif, yakni sebagai berikut:

1) Kesepadanan, adalah keseimbangan antara pikiran (gagasan) dengan struktur bahasa yang dipakai.

2) Keparalelan, adalah kesamaan atau kesejajaran bentuk kata yang digunakan dalam kalimat itu. Artinya, kalau bentuk pertama menggunakan ungkapan nominal, bentuk kedua dan seterusnya hendaknya juga menggunakan bentuk nominal; kalau yang pertama menggunakan bentuk verbal, hendaknya yang kedua dan seterusnya juga menggunakan bentuk verbal.

3) Kehematan, dalam kalimat efektif adalah menghindari penggunaan kata, frase, atau bentuk lain yang tidak perlu, sejauh tidak menyalahi kaidah tata bahasa dan tidak mengubah makna.

4) Kecermatan, dalam kalimat efektif dimaksudkan sebagai kalimat yang tidak menimbulkan pengertian ganda dan tepat dalam pilihan kata.

5) Kepaduan, dalam kalimat efektif dimaksudkan sebagai kepaduan pernyataan dalam kalimat itu sehingga informasi yang disampaikan tidak terpecah-pecah.

6) Kelogisan, adalah ide yang ada dalam kalimat itu dapat diterima oleh akal dan sesuai dengan ejaan yang berlaku.

Contoh kalimat

NIM Ganjil : Pentingnya Society 5.0 dalam di Era Industri 4.0 Society 5.0 sendiri menjadi sebuah “solusi” dari Revolusi Industri 4.0. Dimana banyak masyarakat beranggapan bahwa Industri 4.0 akan menggunakan mesin-mesin berteknologi canggih yang akan menekan jumlah pekerjaan yang dilakukan oleh tenaga manusia. Society 5.0 ini diharapkan dapat menciptakan nilai baru melalui perkembangan teknologi canggih dapat mengurangi adanya kesenjangan antara manusia dengan masalah ekonomi ke depannya. society 5.0 ini dibuat untuk melayani kebutuhan manusia, agar masyarakat bisa menikmati hidup dan merasa nyaman. Sinergi manusia dan teknologi bisa terwujud agar masyarakat semakin sejahtera.

Nama

 Muhamad Abdullah